Greenmind, Bogor – Kegiatan Bulan Bakti Peternakan dan Kesehatan Hewan ke-189 yang berlangsung di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor, semakin semarak dengan kehadiran satwa edukasi dari Mini Zoo Taman Safari. Salah satu yang menarik perhatian pengunjung adalah burung hantu jenis Tyto alba atau Serak Jawa.
Burung hantu yang dikenal dengan wajah berbentuk hati ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi anak-anak dan pelajar yang hadir dalam acara tersebut. Selain memberikan hiburan, kehadiran burung hantu ini juga menjadi sarana edukasi tentang pentingnya konservasi satwa liar di Indonesia.
Mukhlis, perwakilan dari Taman Safari yang turut mendampingi, menjelaskan bahwa burung hantu Tyto alba termasuk satwa yang memiliki peran penting dalam ekosistem.
“Burung hantu bukan hanya menarik dilihat, tetapi juga sangat bermanfaat bagi lingkungan. Mereka membantu mengendalikan populasi hama seperti tikus di area pertanian. Karena itu keberadaannya perlu dijaga,” ujar Mukhlis.
Ia juga menambahkan bahwa burung hantu yang dibawa ke acara ini masih berusia muda, sekitar lima tahun, dan berasal dari program pengembangbiakan di Mini Zoo Taman Safari. Dengan usia yang bisa mencapai 30 tahun bahkan lebih, burung ini tergolong masih panjang umur.
Selain memberikan informasi mengenai satwa, Mukhlis juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap regulasi. Saat ini, menurutnya, setiap satwa burung di Indonesia wajib memiliki dokumen resmi sesuai aturan Kementerian Lingkungan Hidup.
“Asal-usul satwa harus jelas, dan kesehatannya pun harus selalu dipantau. Untuk burung hantu, bisa dilihat dari bulunya yang cerah, mata yang segar, serta kondisi tubuhnya yang prima,” jelasnya.
Kehadiran burung hantu di kegiatan Bulan Bakti Peternakan ini diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian satwa, sekaligus memperkenalkan peran Mini Zoo Taman Safari dalam edukasi dan konservasi.
