JAKARTA, GREENMIND – Perwakilan Khusus Inggris, Rachel Kyte, berada di Indonesia pada 8–9 Mei guna mendorong penguatan kerja sama iklim dalam rangka kemitraan strategis baru antara Indonesia dan Inggris.
“Ini adalah kunjungan pertama saya ke Indonesia sebagai Perwakilan Khusus Inggris untuk sektor Iklim, negara dengan potensi yang signifikan untuk menjadi pemimpin iklim dan memainkan peran penting dalam upaya bersama kita dalam memenuhi tujuan Perjanjian Paris,” ungkap Kyte dalam pernyataan di Jakarta yang dikutip dari Antara, pada Sabtu (10/05/25).
Selama kunjungannya, Rachel Kyte bertemu dengan Wakil Menteri Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati untuk membahas kerja sama strategis terkait Just Energy Transition Partnership (JETP), pengembangan pasar karbon yang kredibel, serta pembiayaan hijau guna mendukung pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia.
Kyte juga mengadakan pertemuan dengan utusan khusus presiden, perwakilan asosiasi emisi, dan Direktur ASEAN.
Dalam pertemuan tersebut, dibahas keberhasilan Inggris dalam menurunkan emisi serta inisiatif energi regional melalui ASEAN–UK Green Transition Fund.
Ia menegaskan pentingnya kerja sama antara Inggris dan Indonesia untuk mendorong kolaborasi global dalam menghadapi ancaman perubahan iklim, sekaligus mendorong investasi pada pembangunan rendah karbon dan energi bersih demi ketahanan energi dan ekonomi hijau yang inklusif.
“Dari mengembangkan pasar karbon yang berintegritas tinggi hingga mendorong keuangan hijau dan mewujudkan transisi energi yang adil, Inggris bangga berdiri bersama Indonesia seiring negara ini membentuk solusi yang mendorong kemakmuran, inovasi, dan pertumbuhan,” ujar dia.
Dalam pernyataannya, Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jermey, menyampaikan bahwa kunjungan Kyte mencerminkan eratnya hubungan Inggris dan Indonesia di bidang iklim dan energi, sejalan dengan kemitraan strategis baru yang diumumkan Presiden Prabowo dan Perdana Menteri Keir Starmer di London tahun lalu.
“Tantangan bersama kita terkait krisis iklim bersifat global. Namun, solusinya sering kali berakar pada kepemimpinan nasional dan kemitraan internasional. Inggris berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia di seluruh spektrum energi bersih, keuangan berkelanjutan, dan pasar karbon. Kami akan terus bekerja sama untuk jangka panjang,” kata dia.