Green Mind Education | Bogor – Keindahan Gunung Kencana, salah satu destinasi wisata alam favorit di Bogor, ternoda oleh ulah oknum pendaki yang tidak bertanggung jawab. Tumpukan sampah plastik, botol air minum, dan sisa makanan berserakan di berbagai titik, merusak pemandangan alam dan membahayakan ekosistem.
Perilaku membuang sampah sembarangan ini bukan hanya merusak estetika, tetapi juga membawa dampak negatif yang lebih luas. Sampah yang mencemari air dan tanah dapat membahayakan satwa liar dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Mikroplastik yang dihasilkan dari sampah plastik yang terurai pun dapat membahayakan kesehatan manusia.
Ironisnya, Gunung Kencana yang seharusnya menjadi tempat untuk menikmati keindahan alam, justru dijadikan tempat pembuangan sampah. Hal ini menunjukkan rendahnya kesadaran dan tanggung jawab oknum pendaki terhadap kelestarian alam.
Penegakan aturan dan edukasi pendaki memang perlu dilakukan. Namun, yang lebih penting adalah menumbuhkan rasa cinta dan kepedulian terhadap alam. Setiap pendaki harus memiliki prinsip “Leave No Trace” (Jangan Tinggalkan Jejak), yaitu membawa kembali semua sampah yang mereka bawa.
Organisasi pecinta alam dan komunitas pendaki dapat berperan penting dalam mengedukasi anggotanya dan pendaki lainnya tentang pentingnya menjaga kebersihan gunung. Kampanye dan kegiatan yang menumbuhkan kesadaran dan tanggung jawab terhadap alam perlu digalakkan secara masif.
Menjaga kebersihan gunung adalah tanggung jawab bersama. Pendaki, pengelola, dan semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan kelestarian alam dan keindahan Gunung Kencana dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Mari kita jadikan Gunung Kencana sebagai cerminan diri. Jika kita ingin menikmati keindahan alam, kita juga harus bertanggung jawab untuk menjaganya. Jangan tinggalkan jejak selain jejak kaki, dan bawa pulang semua sampah yang kita bawa.
Gunung Kencana, dan gunung-gunung lainnya di Indonesia, adalah aset berharga yang harus dijaga. Kita harus bersatu untuk melestarikannya, bukan merusaknya.
Penulis | Editor : Mochammad Afdhal Virgieawan