Gen Z Kurang Peka Terhadap Isu Lingkungan

Green Mind Education, Bogor – Berselancar di media sosial telah menjadi salah satu aktivitas favorit bagi generasi muda, yang sering disebut sebagai Gen Z, baik sebagai sarana hiburan maupun untuk mencari informasi terbaru.

Berdasarkan studi, Gen Z di Indonesia menghabiskan rata-rata sekitar 4 jam per hari di media sosial.

Global Web Index (GWI) tahun 2022

Pertanyaannya adalah, pakah konten yang disukai Generasi Z bermanfaat? Lebih banyakkah konten yang memberikan wawasan dan aplikasi dalam kehidupan sehari-hari, ataukah yang kurang bermutu dan tanpa dampak positif?

Ini menjadi keprihatinan tersendiri jika waktu yang dihabiskan oleh generasi sekarang lebih banyak dihabiskan untuk konten yang kurang mendidik, yang berpotensi mempengaruhi pola pikir dan kebiasaan mereka secara negatif.

Konten Viral dan Sensasional Lebih Diminati

Survei KIC mengungkapkan bahwa 80% Generasi Z di Indonesia lebih sering menghabiskan waktu menonton video pendek yang menghibur di platform seperti TikTok dan Instagram Reels, dibandingkan dengan konten edukatif atau berita.

Fenomena ini menunjukkan adanya kecenderungan Generasi Z untuk lebih menikmati konten hiburan ringan dan instan daripada konten yang memberikan nilai edukasi.

Selain itu, penelitian dari McKinsey & Company Indonesia (2021) menunjukkan bahwa Generasi Z di Indonesia memiliki kecenderungan kuat terhadap konten visual yang cepat viral. Lebih dari 70% responden Generasi Z menyatakan lebih tertarik pada konten viral dan sensasional yang mudah dibagikan.

Fakta ini menggambarkan rendahnya kesadaran dan pemikiran kritis Gen Z terhadap isu-isu serius saat ini. Mereka cenderung lebih tertarik pada konten yang menarik secara visual, menghibur, dan mudah menyebar secara masif, tanpa mempertimbangkan substansi atau nilai edukatif di baliknya.

Ilustrasi Bermain Sosial Media

Preferensi Generasi Z terhadap konten viral dan sensasional dapat disebabkan oleh pola konsumsi media sosial yang cepat. Namun, hal ini dapat membatasi wawasan mereka terhadap isu-isu penting yang membutuhkan analisis mendalam dan berpikir kritis.

Kurangnya Kepekaan terhadap Isu Lingkungan

Isu lingkungan seperti perubahan iklim, cuaca ekstrem, dan pencemaran lingkungan belum mendapat perhatian besar dari Generasi Z, meskipun masalah ini memengaruhi keberlangsungan hidup di Bumi dan masa depan mereka secara langsung.

Farah (17), narasumber yang saya temui di alun-alun kota yang, mengungkapkan kurangnya pemahaman yang dimilikinya tentang isu lingkungan.

Dia mengakui bahwa dirinya masih minim pengetahuan mengenai masalah lingkungan. Menurutnya, sebagian besar konten yang dia konsumsi di media sosial berfokus pada topik kecantikan dan perawatan diri.

“Biasanya skincare, makeup, seperti itu,” ungkap Farah. Dia juga menyatakan bahwa jarang sekali influencer di media sosial yang secara kritis membahas isu lingkungan.

Rendahnya kepekaan Generasi Z terhadap isu lingkungan ini sangat mengkhawatirkan. Sebagai generasi yang akan mewarisi dampak buruk dari krisis lingkungan di masa depan, mereka seharusnya lebih peduli dan proaktif dalam mempelajari serta mencari solusi untuk permasalahan ini.

Namun, minimnya paparan terhadap konten edukatif tentang isu lingkungan di media sosial yang mereka gemari, turut berkontribusi pada kurangnya kesadaran dan kepedulian mereka.

Selain itu, kecenderungan Generasi Z untuk lebih tertarik pada konten hiburan ringan dan viral juga menjadi faktor yang menyebabkan isu lingkungan kurang mendapat perhatian.

Mereka cenderung lebih terfokus pada konten yang menghibur dan mengikuti tren populer, sementara isu-isu serius seperti lingkungan sering diabaikan atau dianggap kurang menarik.

Padahal di era teknologi yang begitu dinamis ini, media sosial memiliki potensi besar sebagai platform untuk menyebarkan kesadaran akan isu-isu lingkungan.

Melalui media sosial, kita dapat mencapai lebih banyak orang, khususnya generasi muda, dan mengajak mereka untuk peduli serta tidak acuh terhadap masalah lingkungan.

Ada banyak isu lingkungan yang perlu diberikan sorotan, seperti eksploitasi hutan di Papua yang tengah menjadi fokus perhatian di negara ini.

Menumbuhkan Kepedulian Akan Isu Lingkungan

Meningkatkan kepedulian terhadap isu lingkungan merupakan tantangan besar yang harus dihadapi oleh Generasi Z.

Namun, dengan mengambil langkah-langkah sederhana, kita dapat memulai perjalanan menuju kesadaran yang lebih tinggi dan tindakan nyata untuk melindungi Bumi.

  • Sadar secara penuh bahwa Bumi yang kita huni perlu dijaga dan dirawat dengan baik

Sama seperti kita merawat tempat tinggal kita sendiri, menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan akan mencegah berbagai masalah kesehatan dan kondisi yang tidak diinginkan.

Dengan menyadari bahwa kita semua adalah bagian dari ekosistem yang rentan, kita akan lebih termotivasi untuk bertindak demi melestarikan planet ini.

  • Memulai dengan melakukan perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari

Salah satu contoh sederhana adalah membuang sampah pada tempatnya. Meskipun terdengar remeh, tindakan ini merupakan bentuk kepedulian tinggi terhadap Bumi kita.

Dengan disiplin membuang sampah pada tempatnya, kita secara tidak langsung mengurangi risiko pencemaran lingkungan seperti bencana banjir dan berbagai penyakit yang dapat ditimbulkan.

  • Meningkatkan literasi kita mengenai isu-isu lingkungan

Membiasakan diri membaca berita dan mengikuti akun-akun media sosial yang aktif menyuarakan isu lingkungan seperti GreenPeace.Id, Use Less Plastic, dan Pandawara Group dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang permasalahan lingkungan yang sedang terjadi saat ini.

Dengan memahami isu-isu ini secara mendalam, kita akan lebih termotivasi untuk mengambil tindakan nyata.

Dengan begitu, kita sebagai generasi muda setidaknya memiliki kesadaran dan empati yang tinggi untuk peduli dengan isu lingkungan.

Generasi muda sebagai generasi yang bersahabat baik dengan media sosial, dapat memanfaatkan sosial media dengan benar dan memberikan dampak positif kepada masyarakat luas.

Kita perlu menyadari bahwa algoritma media sosial seringkali dirancang untuk mempertahankan perhatian kita dengan menampilkan konten-konten yang menarik secara visual dan menghibur, namun tidak selalu berkualitas atau memberikan wawasan baru.

Sebagai generasi muda yang akan mewarisi dampak dari krisis lingkungan, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi suara yang kritis dan berpikiran terbuka terhadap isu-isu yang mempengaruhi masa depan kita.

Penulis: Inesia Dian Oktares

Bagikan ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *