Green Mind Education | Bogor – Dalam era modern ini, praktik ramah lingkungan menjadi semakin penting. Dengan meningkatnya keprihatinan tentang perubahan iklim dan degradasi lingkungan, semakin banyak perusahaan, pemerintah, dan individu yang berusaha mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan.
Krisis Lingkungan: Realitas yang Tidak Dapat Diabaikan
Krisis lingkungan yang melanda bumi saat ini bukan lagi isapan jempol belaka. Perubahan iklim, pembuangan sampah sembarangan, pencemaran udara dan air, serta kehilangan keanekaragaman hayati adalah konsekuensi dari tindakan manusia yang mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan dan tidak bertanggung jawab.
Sebagai individu, kita dapat berkontribusi dengan mengurangi konsumsi berlebihan, mendaur ulang, menggunakan transportasi ramah lingkungan, dan membuat pilihan gaya hidup yang lebih berkelanjutan. Setiap tindakan kecil seperti membawa tas belanja sendiri, menggunakan tumbler, atau memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan dapat memberikan dampak signifikan jika dilakukan oleh banyak orang.
Pendidikan dan kampanye kesadaran publik tentang pentingnya praktik ramah lingkungan juga sangat penting untuk mengubah perilaku dan pola pikir masyarakat. Praktik ramah lingkungan mungkin memerlukan biaya awal yang lebih tinggi, tetapi dalam jangka panjang, ini akan menghemat biaya dan menjaga kelangsungan hidup kita di bumi.
Perspektif Mahasiswa: Ammar Muazid tentang Aksi Nyata
Muhammad Ammar Muazid, seorang mahasiswa di Universitas Pakuan Bogor, memberikan perspektifnya tentang praktik ramah lingkungan yang dia terapkan sehari-hari. “Motivasi pertama saya yaitu membuang sampah pada tempatnya. Biasanya, jika saya menemukan sampah botol dan sebagainya di jalanan, saya berusaha memungutnya dan membuangnya pada tong sampah. Sekarang di sekitar kita sudah disediakan tong sampah yang jaraknya paling 5-10 meter dari posisi kita. Jadi ya, apa susahnya buang sampah pada tempatnya,” tuturnya.
Lebih lanjut, Ammar juga membahas pengaruh tren dan budaya populer dalam mendorong Gen Z untuk lebih peduli terhadap lingkungan. “Mungkin dulu ada gerakan ‘Stop Global Warming’, yang masih relevan hingga sekarang karena perubahan iklim dan berbagai faktor yang diakibatkan oleh sampah. Sekarang, pengaruh terhadap Gen Z bisa dilihat dari contoh seperti PANDAWARA, yang membersihkan bibir pantai dan mempostingnya di Instagram. Kegiatan semacam ini seharusnya menjadi motivasi bagi Gen Z untuk menerapkan lingkungan yang sehat,” tambahnya.
Aksi Kecil, Dampak Besar
Sebagai penulis, saya sepenuhnya setuju dengan pandangan Ammar. Gen Z memiliki akses yang lebih baik terhadap informasi dan teknologi dibandingkan generasi sebelumnya, yang seharusnya menjadi keuntungan besar dalam mempromosikan dan menerapkan praktik ramah lingkungan. Namun, akses saja tidak cukup; perlu ada dorongan konsisten dari pemerintah, pendidikan, dan media untuk menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan sejak dini.
Setiap tindakan kecil memiliki dampak kumulatif yang besar. Membuang sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, dan berpartisipasi dalam kegiatan kebersihan lingkungan adalah langkah-langkah sederhana yang dapat diambil oleh setiap individu. Jika setiap orang mengambil tanggung jawab ini, kita dapat melihat perubahan besar dalam kualitas lingkungan kita.
Penulis: Dziharul Islam Nusantara
Editor: Inesia Dian Oktares