Greenmind, Bali — Banjir besar melanda enam kabupaten/kota di Bali setelah hujan deras mengguyur sejak Selasa malam (9/9/2025). Data terbaru menyebutkan, sedikitnya 9 orang meninggal dunia, 6 orang hilang, dan 1.284 jiwa mengungsi.
Air setinggi 1–1,5 meter merendam wilayah Denpasar, Badung, Gianyar, Klungkung, Tabanan, dan Jembrana. Para pengungsi kini ditampung di balai banjar, sekolah, dan gedung pemerintahan setempat.
“Air datang tiba-tiba saat kami tidur. Kami hanya sempat menyelamatkan pakaian seadanya,” kata Made Suardika (45), warga Jembrana, dilansir dari Bali Post, Kamis (11/9/2025).

Kerusakan Fasilitas dan Aktivitas Ekonomi Terganggu
Banjir merusak ratusan fasilitas umum dan pusat ekonomi. Di Kota Denpasar, sebanyak 474 kios, los, dan ruko terdampak, termasuk satu ruko tiga lantai yang roboh di Pasar Kumbasari. Lumpur setebal 30–50 sentimeter menutupi Jalan Sulawesi dan Jalan Gajah Mada, membuat aktivitas perdagangan lumpuh.
Sejumlah hotel di kawasan wisata Kuta dan Sanur juga terendam hingga lantai dasar. Kondisi ini membuat wisatawan terjebak di kamar dan membatalkan perjalanan. Akses menuju Bandara I Gusti Ngurah Rai bahkan sempat macet selama tujuh jam.
Pemerintah Dirikan Dapur Umum dan Layanan Trauma Healing
Pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial (Kemensos) menurunkan tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) ke lokasi terdampak. Tim membantu evakuasi, penyediaan makanan siap saji, serta layanan psikososial untuk anak-anak.
“Kami telah menurunkan tim Tagana untuk mengevakuasi warga, menyediakan makanan siap saji, perlengkapan bayi, dan dukungan psikososial bagi anak-anak agar tidak mengalami trauma berkepanjangan,” kata Menteri Sosial Tri Rismaharini, dikutip dari Kompas, Kamis (11/9/2025).
Kemensos juga mendirikan dapur umum dengan kapasitas produksi 5.000 porsi per hari dan menyalurkan selimut, matras, serta tenda darurat bagi para pengungsi.