PEKANBARU, GREENMIND.ID – Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq membuktikan bahwa industri kelapa sawit dapat memberi manfaat ekonomi bagi negara sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan.
“Hari ini kita berhasil membuktikan bahwa PT Perkebunan Nusantara (PTPN) merupakan salah satu dari perusahaan kita, telah mampu mereduksi emisi gas rumah kacanya setara dengan 33.700 ton CO2 ekuivalen,” ujar Hanif saat meninjau fasilitas pengolahan sawit milik PTPN di Lubuk Dalam, Kabupaten Siak, Riau, pada Sabtu, seperti dikutip dari Antara.
Menteri Hanif menjelaskan bahwa pengurangan emisi gas rumah kaca dilakukan dengan mengolah limbah sawit menjadi biogas, yang kemudian dimanfaatkan sebagai energi terbarukan sebesar 1 megawatt (MW).
Energi itu kemudian dimanfaatkan untuk mendukung proses pengolahan sawit dan memenuhi kebutuhan listrik di daerah sekitar.
“Sektor agriculture adalah sektor yang diidentifikasi sebagai salah satu penyumbang emisi. Bersama sektor yang lain sebenarnya sektor agriculture ini paling rendah. Langkah-langkah secara fundamental melalui program Environmental, Social, and Governance (ESG) dari PTPN kemudian mencoba mengartikulasikan kegiatan ini melalui renewable energy dari pemanfaatan bumi,” paparnya.
Menteri Hanif menegaskan, langkah ini sebagai upaya awal untuk menunjukkan kepada dunia bahwa industri sawit Indonesia tidak seburuk stigma negatif yang selama ini berkembang secara global.
“Penting kemudian menjadikan ini sebagai upaya kita di tengah-tengah kancah perdagangan internasional yang menggunakan segala cara untuk mendiskon produk-produk kita termasuk isu-isu negatif palm oil,” tegas dia.
Maka dari itu, Hanif mengimbau para pelaku usaha sawit di Indonesia untuk meniru langkah PTPN dalam menekan emisi gas rumah kaca.
“Harapan kami ini menjadi salah satu kunjungan untuk menstimulasi teman-teman yang lain bisa belajar bagaimana menyusun ini, jadi tidak perlu lambat-lambat dalam pengurangan emisi gas rumah kaca, karena sudah ada contohnya,” pungkas Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.