Hilirisasi Sektor Kehutanan Dorong Terciptanya Lapangan Kerja

Menhut Raja Juli Antoni saat tinjau Dusun Srontakan, Bantul, Yogyakarta (07/05/25). Sumber : Antara.

JAKARTA, GREENMIND.ID – Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, menyampaikan bahwa hilirisasi di sektor kehutanan berpotensi menciptakan lebih banyak peluang kerja bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan.

“Ini kembali membuka mata saya tentang betapa kaya dan luas lanskap pekerjaan di bidang kehutanan, di mana program hilirisasi kehutanan, produk kehutanan, dan ikut membuka lapangan pekerjaan,” ujar Menhut seperti yang dikutip dari Antara, Rabu (07/05/25).

Adapun, Bantul dan Yogyakarta merupakan salah satu daerah yang dinilai berhasil dalam mengelola dan memanfaatkan hasil hutan secara optimal.

Sementara itu, CV Tunas Jaya Abadi (TJA), pelaku UMKM yang berlokasi di Dusun Srontakan, berhasil memproduksi dan mengekspor kotak bekal makan berbahan kayu sengon. Usaha ini melibatkan masyarakat setempat, dengan lebih dari 80 persen pekerjanya adalah perempuan.

Menurut Menteri Kehutanan, kotak bekal makan yang terbuat dari kayu rakyat tersebut akan diekspor ke Taiwan dan rencana digunakan sebagai wadah makan di dalam kereta api.

Pengiriman ekspor dilakukan setiap 2 hingga 3 minggu sekali, dengan kapasitas satu kontainer yang memuat antara 800 hingga 850 unit kotak bekal.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni juga meninjau secara langsung seluruh tahapan produksi kotak bekal ini, mulai dari proses pemotongan kayu sengon, pengeringan, penipisan, hingga tahap pengemasan akhir.

“Yang mungkin bisa saya tawarkan adalah justru saya bertanya, apa yang kira-kira terutama dalam kebijakan, kira-kira kebijakan apa yang bisa saya keluarkan dan terapkan untuk mendukung atau memperbesar skala bisnis ini,” beber Menhut.

Beberapa bentuk dukungan regulasi antara lain mencakup penataan lokasi penanaman hutan sebagai sumber bahan baku serta peningkatan keberagaman dan kualitas bibit sengon.

Selain itu, Menhut juga menyatakan akan membantu dalam mengidentifikasi perusahaan-perusahaan yang berpotensi menggunakan produk kotak bekal hasil produksi UMKM tersebut.

Ia menyebut bahwa target utamanya adalah perusahaan-perusahaan di sektor makanan dan minuman (F&B) yang memiliki visi jangka panjang.

“Nanti kita coba identifikasi perusahaan-perusahaan yang punya skala besar dan juga punya kesadaran pentingnya lingkungan hidup, dengan mengurangi plastik dan styrofoam. Kita cari nanti perusahaan-perusahaan yang memiliki orientasi jangka panjang,” tegas Raja Antoni.

Sebagai tambahan informasi, produk ini menggunakan kayu hasil budidaya dari Areal Penggunaan Lain (APL) yang tidak termasuk dalam kawasan hutan milik negara.

Kotak bekal yang dihasilkan bersifat ramah lingkungan dan menjadi alternatif pengganti plastik serta styrofoam yang sulit terurai dan mencemari lingkungan.

Sementara itu, kayu rakyat merupakan hasil olahan dari pohon-pohon yang ditanam secara sengaja atau tumbuh alami di atas lahan milik masyarakat.

Bagikan ke :

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *